Translate

Saturday, July 27, 2013

Sampah di Puncak Cartenz, Perlu Kepedulian Semua Pihak

Puncak Cartenz yang bersalju abadi, terus menjadi perhatian dunia karena keunikan dan keindahan alam. Setiap tahun wisatawan manca negara, dan wisatawan lokal menyempatkan waktu untuk melakukan ekspedisi ke Puncak Cartenz tersebut, sayangnya tidak semua wisatawan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan alam di puncak cartenz tersebut. sampah dibiarkan begitu saja di sekitar lokasi dimana mereka datangi.

Direktur PT Cartenz Adventure, Maximus Kobogau berinisiatif melibatkan berbagai pihak untuk melakukan pembersihan di Puncak Cartenz. "sampah plastik banyak berhamburan di sana, sampah ini ditinggalkan oleh wisatawanyang kesana, ini sangat kami sayangkan,".



Yang dirinya saksikan, sampah yang ditinggalkan wisatawan seperti sampah plastik, botol, kaleng-kalengan, kain, bekas tenda, dan sampah lainnya sulit terurai di alam. Melihat kondisi ini, sebagai putra asli Papua yang mengelola sektor pariwisata alam di Puncak Cartenz meras prihatin. Dirinya kemudian merencanakan melibatkan berbagai pihak, dalam rangka HUT RI pada 17 Agustus mendatang melakukan pembersihan bersama di Puncak Cartenz. "Saya sudah bertemu dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi mimika dan provinsi papua, dan ide ini sangat didukung, yakni PUncak Cartenz harus dijaga kebersihannya, sehingga akan dilakukan pembersihan di sana, termasuk membangun beberapa fasilitas pendukung, homestay dan sarana lainnya," jelasnya.

Dikatakan, Tanah Papua sengaja dipilih sebagai tujuan ekspedisi karena pulau ini memiliki puncak gunung Jaya Wijaya bernama Cartenz Pyramid dengan tinggi 4884 Mdpl. Puncak Cartenz merupakan satu dari tujuh puncak gunung di dunia yang mempunyai karakter dan keunikan tersendiri dan keunikan inilah yang merupakan kebanggaan bagi masyarakat seluruh Papua, bahkan Indonesia yang harus menjaga kelestariannya.

Kami berharap, ide yang sudah di dukung pemerintah ini menjadi momentum untuk lebih menunjukan kepada dunia, terutama di sektor Pariwisata bahwa kita di papua peduli terhadap sektor ini, dan siap menjaag keindahan alam yang menjadi kebanggaan bersama.


Sumber : Cenderawasih Pos

Tuesday, July 23, 2013

Menuju Indonesia Hijau

Program  Menuju Indonesia Hijau (MIH) dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2006. Tujuannya sebagai alat untuk mendorong kinerja pemerintah daerah dalam pelaksanaan konservasi sumberdaya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan. Fokus program MIH adalah mengukur perubahan tutupan vegetasi di kawasan lindung di daerah yang pengelolaannya dikendalikan oleh pemerintah kabupaten serta untuk melihat sejauh mana intervensi pemerintah daerah dalam menanggulangi ancaman degradasi lahan di kawasan berfungsi lindung.

Beberapa Bupati yang hadir dalam pertemuan ini telah memperoleh Penghargaan Raksaniyata Tahun 2012 sebagai wujud apresiasi Program Menuju Indonesia Hijau Kementerian Lingkungan Hidup atas prestasinya dalam upaya mempertahankan dan menambah tutupan vegetasi di wilayahnya. Pada kesempatan ini, Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA menyampaikan “Penghargaan Raksaniyata diharapkan dapat menguatkan komitmen dan motivasi pimpinan daerah untuk terus berupaya meningkatkan kerja keras kita terhadap upaya pengelolaan lingkungan hidup.” Lebih lanjut disampaikan, bahwa Program MIH merupakan salah satu komponen utama dalam penetapan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), selain termasuk salah satu program prioritas nasional yang pelaksanaannya dipantau oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-4).



Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengendalian kerusakan lingkungan dan mendukung pemerintah untuk memenuhi target 26 % penurunan emisi Gas Rumah Kaca tahun 2020. Hal ini sesuai mandat Peraturan Presiden N0. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, dimana sudah 21 kabupaten yang telah menghitung reduksi Emisi Gas Rumah Kaca.  Data Kementerian Kehutanan melaporkan angka deforestasi rata-rata tahunan periode 2006-2009 mencapai 0,83 juta ha per tahun. Deforestasi terbesar terjadi di dalam kawasan hutan mencapai 73,4% sedangkan diluar kawasan hutan, sebesar 26,6%. Sementara lahan kritis, dilaporkan seluas 27,2 juta ha pada tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu seluas 30,1 juta ha.

Dari interpretasi citra satelit oleh KLH tahun 2011, penutupan lahan bervegetasi di di hutan lindung dan kawasan berfungsi lindung yang mencakup sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan yang memiliki kelerengan > 40% yaitu di beberapa pulau cukup rendah seperti Pulau Sumatera sebesar 9,70% dari total luasan Pulau Sumatera, Pulau Jawa sebesar 2,78%, Pulau Kalimantan sebesar 10,45%, Pulau Bali Nusa Tenggara sebesar 10,96%, Pulau Sulawesi sebesar 21,97%, Pulau Maluku sebesar 15,65% dan Pulau Papua sebesar 19,06%.


Program MIH diharapkan dapat merespon kondisi tersebut sehingga dapat menurunkan laju deforestasi dan mencegah bertambahnya luasan lahan kritis. Respon ini dapat berupa kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah yang dituangkan dalam rencana pembangunan daerah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 


Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (www.menlh.go.id)

Saturday, July 20, 2013

Rapat Koordinasi Regional PPE Papua

Rapat Koordinasi Regional bertujuan untuk menetapkan Rencana Kerja Bidang Lingkungan Hidup sebagai dasar penyusunan Kerangka Kebijakan Lingkungan Hidup Indonesia dalam pembangunan SDA dan LH pada rencana pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014. Di Tanah Papua ini terjadi kecenderungan penurunan kualitas lingkungan dan akan semakin meningkat bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang significant dalam mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan, serta perbaikan kualitas hidup penduduk. Indikasi itu terlihat dari menurunnya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Papua dimana pada tahun 2011 adalah 74,29, dan Tahun 2012 engalami penurunan menjadi 64,81. Dan menempati urutab ke 17 dari Indeks Lingkungan Hidup Nasional. Dengan melihat kondisi demikian maka tugas utama bagi PPE Papua bersama dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan dapat meningkatkan perubahan bagi peningkatan kualitas lingungan khususnya di Tanah papua.


Rakoreg sendiri di Buka oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR. Balthasar Kambuaya, dalam sambutan pembukaan Rakoreg PPE Papua, Beliau menyatakan, "Tantangan Institusi Lingkungan Hidup yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan serius adalah segera mengejar ketertinggalan pencapaian sasaran nasional pengelolaan lingkungan hidup yang dinilai masih harus melalui kerja keras, memastikan seluruh penyelenggaraan kegiatan efisien dan anggaran dibelanjakan dengan baik dan benar, memastikan tidak terjadi policy failure dan memastikan prinsip kepemerintaha yang baik berjalan, serta bebas dari isu dan pungutan liar". Untuk itu perlu segera dipetakan kembali proses bisnis keseluruhan pengelolaan SDA dan LH dan reposisi KLJ, instansi LH di derah, dan mitra-mitra strategis yang ada.

Rakoreg ini menghasilkan Laporan Capaian DAerah dalam periode jangka menengah 2009-2012, Laporan Koordinasi dan Harmonisasi kegiatan 2013, gambaran umum target dan sasaran kerja daerah 2014 serta proyeksi perencanaan dekonsentrasi, tugas pembantuan dan Dana Alokasi Khusus 2014. Pada kesempatan ini Kementerian Lingkungan Hidup bersama dengan Universitas Cenderawasih dan Universitas Papua melakukan penandatanganan kesepakatan bersama tentang peningkatan kapasitas daerah di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Penandatanganan Kesepakatan bersama juga dilakukan dengan Kwarda gerakan Pramuka Papua tentang Pramuka Peduli Lingkungan dan bersama Dinas Pendidikan tentang Pendidikan Lingkungan Hidup di Papua.

sebagai rangkaian acara rakoreg ini, KLH menyelenggarakan Konferensi Desa Adat Papua tentang Pemanfaatan Sumber daya Genetik sebagai salah satu langkah persiapan implementasi Protokol Nagoya di Indonesia oleh Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan iklim KLH. Konferensi menghadirkan peserta dari perwakilan desa adat, akademisi dan praktisi. Selain itu dilaksanakan juga penguatan Kapasitas kelembagaan Lingkungan Hidup di Papua yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Pembinaan sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KLH.



dkan untuk menetapkan Rencana Kerja Bidang Lingkungan Hidup sebagai dasar penyusunan Kerangka Kebijakan Lingkungan Hidup Indonesia dalam pembangunan SDA dan LH pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014. - See more at: http://www.menlh.go.id/rapat-koordinasi-regional-rakoreg-pusat-pengelolaan-ekoregion-papua/#sthash.zJUDc152.dpuf

Thursday, July 18, 2013

Lapisan Ozon

Ketika bumi semakin panas, yang akan dipikirkan oleh sebagian orang adalah bahwa lapisan ozon berlubang sehingga panas matahari langsung masuk ke permukaan bumi. Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen (O3) dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan pada ketinggian 17 - 50 Kilometer, lapisan inilah yang dikenal sebagai lapisan Ozon.

Ozon adalah gas beracun, sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya, bila terhirup dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ozon melindungi dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika mereka menemukanbahwa bahan kimia Cloro Fluoro Carbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadaap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar matahari yang menyebabkanklorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon, oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon dan juga nitrogen oksida (NOS) dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.






Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu are ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali. studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan sateli-satelit cuaca menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan-penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama. Pada tahun 1987, ditandatangani protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindunga terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara. Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh komunitas eropa (Uni Eropa). 

Pada tahun 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidrofluorocarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan dengan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC, hingga 2020 pada negara maju dan 2016 dinegara berkembang. Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, NASA meluncurkan satelit peneliti Atmosfer. satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.

Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar. sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk :

  1. Membunuh kuman sebelum dibotolkan (antiseptik)
  2. Menghapuskan pencemaran dalam air
  3. Membantu proses flokulasi (Proses penggabungan molekul untuk membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik)
  4. Mencuci dan memutihkan kain
  5. Membantu mewarnakan plastik
  6. Menentukan ketahanan getah


untuk itu sudah seharusnya kita menjaga lingkungan kita dengan mengurangi semaksimal mungkin penggunaan CFC pada kehidupan sehari-hari kita, demi kesehatan kita dan juga demi  masa depan bumi yang lebih baik. 

Best Regard... Admin