Translate

Saturday, July 27, 2013

Sampah di Puncak Cartenz, Perlu Kepedulian Semua Pihak

Puncak Cartenz yang bersalju abadi, terus menjadi perhatian dunia karena keunikan dan keindahan alam. Setiap tahun wisatawan manca negara, dan wisatawan lokal menyempatkan waktu untuk melakukan ekspedisi ke Puncak Cartenz tersebut, sayangnya tidak semua wisatawan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan alam di puncak cartenz tersebut. sampah dibiarkan begitu saja di sekitar lokasi dimana mereka datangi.

Direktur PT Cartenz Adventure, Maximus Kobogau berinisiatif melibatkan berbagai pihak untuk melakukan pembersihan di Puncak Cartenz. "sampah plastik banyak berhamburan di sana, sampah ini ditinggalkan oleh wisatawanyang kesana, ini sangat kami sayangkan,".



Yang dirinya saksikan, sampah yang ditinggalkan wisatawan seperti sampah plastik, botol, kaleng-kalengan, kain, bekas tenda, dan sampah lainnya sulit terurai di alam. Melihat kondisi ini, sebagai putra asli Papua yang mengelola sektor pariwisata alam di Puncak Cartenz meras prihatin. Dirinya kemudian merencanakan melibatkan berbagai pihak, dalam rangka HUT RI pada 17 Agustus mendatang melakukan pembersihan bersama di Puncak Cartenz. "Saya sudah bertemu dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi mimika dan provinsi papua, dan ide ini sangat didukung, yakni PUncak Cartenz harus dijaga kebersihannya, sehingga akan dilakukan pembersihan di sana, termasuk membangun beberapa fasilitas pendukung, homestay dan sarana lainnya," jelasnya.

Dikatakan, Tanah Papua sengaja dipilih sebagai tujuan ekspedisi karena pulau ini memiliki puncak gunung Jaya Wijaya bernama Cartenz Pyramid dengan tinggi 4884 Mdpl. Puncak Cartenz merupakan satu dari tujuh puncak gunung di dunia yang mempunyai karakter dan keunikan tersendiri dan keunikan inilah yang merupakan kebanggaan bagi masyarakat seluruh Papua, bahkan Indonesia yang harus menjaga kelestariannya.

Kami berharap, ide yang sudah di dukung pemerintah ini menjadi momentum untuk lebih menunjukan kepada dunia, terutama di sektor Pariwisata bahwa kita di papua peduli terhadap sektor ini, dan siap menjaag keindahan alam yang menjadi kebanggaan bersama.


Sumber : Cenderawasih Pos

Tuesday, July 23, 2013

Menuju Indonesia Hijau

Program  Menuju Indonesia Hijau (MIH) dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2006. Tujuannya sebagai alat untuk mendorong kinerja pemerintah daerah dalam pelaksanaan konservasi sumberdaya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan. Fokus program MIH adalah mengukur perubahan tutupan vegetasi di kawasan lindung di daerah yang pengelolaannya dikendalikan oleh pemerintah kabupaten serta untuk melihat sejauh mana intervensi pemerintah daerah dalam menanggulangi ancaman degradasi lahan di kawasan berfungsi lindung.

Beberapa Bupati yang hadir dalam pertemuan ini telah memperoleh Penghargaan Raksaniyata Tahun 2012 sebagai wujud apresiasi Program Menuju Indonesia Hijau Kementerian Lingkungan Hidup atas prestasinya dalam upaya mempertahankan dan menambah tutupan vegetasi di wilayahnya. Pada kesempatan ini, Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA menyampaikan “Penghargaan Raksaniyata diharapkan dapat menguatkan komitmen dan motivasi pimpinan daerah untuk terus berupaya meningkatkan kerja keras kita terhadap upaya pengelolaan lingkungan hidup.” Lebih lanjut disampaikan, bahwa Program MIH merupakan salah satu komponen utama dalam penetapan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), selain termasuk salah satu program prioritas nasional yang pelaksanaannya dipantau oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-4).



Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengendalian kerusakan lingkungan dan mendukung pemerintah untuk memenuhi target 26 % penurunan emisi Gas Rumah Kaca tahun 2020. Hal ini sesuai mandat Peraturan Presiden N0. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, dimana sudah 21 kabupaten yang telah menghitung reduksi Emisi Gas Rumah Kaca.  Data Kementerian Kehutanan melaporkan angka deforestasi rata-rata tahunan periode 2006-2009 mencapai 0,83 juta ha per tahun. Deforestasi terbesar terjadi di dalam kawasan hutan mencapai 73,4% sedangkan diluar kawasan hutan, sebesar 26,6%. Sementara lahan kritis, dilaporkan seluas 27,2 juta ha pada tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu seluas 30,1 juta ha.

Dari interpretasi citra satelit oleh KLH tahun 2011, penutupan lahan bervegetasi di di hutan lindung dan kawasan berfungsi lindung yang mencakup sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan yang memiliki kelerengan > 40% yaitu di beberapa pulau cukup rendah seperti Pulau Sumatera sebesar 9,70% dari total luasan Pulau Sumatera, Pulau Jawa sebesar 2,78%, Pulau Kalimantan sebesar 10,45%, Pulau Bali Nusa Tenggara sebesar 10,96%, Pulau Sulawesi sebesar 21,97%, Pulau Maluku sebesar 15,65% dan Pulau Papua sebesar 19,06%.


Program MIH diharapkan dapat merespon kondisi tersebut sehingga dapat menurunkan laju deforestasi dan mencegah bertambahnya luasan lahan kritis. Respon ini dapat berupa kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah yang dituangkan dalam rencana pembangunan daerah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 


Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (www.menlh.go.id)

Saturday, July 20, 2013

Rapat Koordinasi Regional PPE Papua

Rapat Koordinasi Regional bertujuan untuk menetapkan Rencana Kerja Bidang Lingkungan Hidup sebagai dasar penyusunan Kerangka Kebijakan Lingkungan Hidup Indonesia dalam pembangunan SDA dan LH pada rencana pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014. Di Tanah Papua ini terjadi kecenderungan penurunan kualitas lingkungan dan akan semakin meningkat bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang significant dalam mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan, serta perbaikan kualitas hidup penduduk. Indikasi itu terlihat dari menurunnya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Papua dimana pada tahun 2011 adalah 74,29, dan Tahun 2012 engalami penurunan menjadi 64,81. Dan menempati urutab ke 17 dari Indeks Lingkungan Hidup Nasional. Dengan melihat kondisi demikian maka tugas utama bagi PPE Papua bersama dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan dapat meningkatkan perubahan bagi peningkatan kualitas lingungan khususnya di Tanah papua.


Rakoreg sendiri di Buka oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR. Balthasar Kambuaya, dalam sambutan pembukaan Rakoreg PPE Papua, Beliau menyatakan, "Tantangan Institusi Lingkungan Hidup yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan serius adalah segera mengejar ketertinggalan pencapaian sasaran nasional pengelolaan lingkungan hidup yang dinilai masih harus melalui kerja keras, memastikan seluruh penyelenggaraan kegiatan efisien dan anggaran dibelanjakan dengan baik dan benar, memastikan tidak terjadi policy failure dan memastikan prinsip kepemerintaha yang baik berjalan, serta bebas dari isu dan pungutan liar". Untuk itu perlu segera dipetakan kembali proses bisnis keseluruhan pengelolaan SDA dan LH dan reposisi KLJ, instansi LH di derah, dan mitra-mitra strategis yang ada.

Rakoreg ini menghasilkan Laporan Capaian DAerah dalam periode jangka menengah 2009-2012, Laporan Koordinasi dan Harmonisasi kegiatan 2013, gambaran umum target dan sasaran kerja daerah 2014 serta proyeksi perencanaan dekonsentrasi, tugas pembantuan dan Dana Alokasi Khusus 2014. Pada kesempatan ini Kementerian Lingkungan Hidup bersama dengan Universitas Cenderawasih dan Universitas Papua melakukan penandatanganan kesepakatan bersama tentang peningkatan kapasitas daerah di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Penandatanganan Kesepakatan bersama juga dilakukan dengan Kwarda gerakan Pramuka Papua tentang Pramuka Peduli Lingkungan dan bersama Dinas Pendidikan tentang Pendidikan Lingkungan Hidup di Papua.

sebagai rangkaian acara rakoreg ini, KLH menyelenggarakan Konferensi Desa Adat Papua tentang Pemanfaatan Sumber daya Genetik sebagai salah satu langkah persiapan implementasi Protokol Nagoya di Indonesia oleh Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan iklim KLH. Konferensi menghadirkan peserta dari perwakilan desa adat, akademisi dan praktisi. Selain itu dilaksanakan juga penguatan Kapasitas kelembagaan Lingkungan Hidup di Papua yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Pembinaan sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KLH.



dkan untuk menetapkan Rencana Kerja Bidang Lingkungan Hidup sebagai dasar penyusunan Kerangka Kebijakan Lingkungan Hidup Indonesia dalam pembangunan SDA dan LH pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014. - See more at: http://www.menlh.go.id/rapat-koordinasi-regional-rakoreg-pusat-pengelolaan-ekoregion-papua/#sthash.zJUDc152.dpuf

Thursday, July 18, 2013

Lapisan Ozon

Ketika bumi semakin panas, yang akan dipikirkan oleh sebagian orang adalah bahwa lapisan ozon berlubang sehingga panas matahari langsung masuk ke permukaan bumi. Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen (O3) dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan pada ketinggian 17 - 50 Kilometer, lapisan inilah yang dikenal sebagai lapisan Ozon.

Ozon adalah gas beracun, sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya, bila terhirup dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ozon melindungi dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika mereka menemukanbahwa bahan kimia Cloro Fluoro Carbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadaap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar matahari yang menyebabkanklorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon, oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon dan juga nitrogen oksida (NOS) dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.






Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu are ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali. studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan sateli-satelit cuaca menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan-penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama. Pada tahun 1987, ditandatangani protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindunga terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara. Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh komunitas eropa (Uni Eropa). 

Pada tahun 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidrofluorocarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan dengan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC, hingga 2020 pada negara maju dan 2016 dinegara berkembang. Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, NASA meluncurkan satelit peneliti Atmosfer. satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.

Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar. sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk :

  1. Membunuh kuman sebelum dibotolkan (antiseptik)
  2. Menghapuskan pencemaran dalam air
  3. Membantu proses flokulasi (Proses penggabungan molekul untuk membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik)
  4. Mencuci dan memutihkan kain
  5. Membantu mewarnakan plastik
  6. Menentukan ketahanan getah


untuk itu sudah seharusnya kita menjaga lingkungan kita dengan mengurangi semaksimal mungkin penggunaan CFC pada kehidupan sehari-hari kita, demi kesehatan kita dan juga demi  masa depan bumi yang lebih baik. 

Best Regard... Admin



Wednesday, June 26, 2013

MUSA RUMPEDAI : Sang Penyelamat Penyu dari Pulau Yapen

Musa Rumpedai atau yang lebih akrab dipanggi Tate Musa adalah seorang kakek yang telah berusia lanjut namun selalu bersemangat kalau diajak bicara soal penyu. Tidak heran memang karena Kakek Musa ini sudah begitu lama hidup bersama penyu sejak tahun 1970-an di Pantai Inggrisau, Desa Aisau, Kecamatan Rainbawi, Kabupaten Yapen, Provinsi Papua. Pria sederhana kelahiran Korombobi (Kabupaten Yapen), 5 Maret 1936, ini sehari-harinya  bekerja sebagai petani serabutan yang untuk kebutuhan makan sehari-hari dibantu oleh anaknya yang tinggal di kampung sebelah yang jaraknya berkilo-kilometer.


Tinggal di rumah panggung yang sederhana, terbuat dari papan kayu dan beratapkan seng dengan ukuran kurang lebih  5 x 6 m2 , Kekek Musa ini dalam aktivitas kesehariannya hanya ditemani istrinya, Salina Ayomi, yang setia bersamanya. Rumah petak tempat tinggal kekak Musa ini bersebelahan langsung dengan tempat panangkaran penyu, yaitu tempat telur-telur penyu menetas di sarang buatan dan tempat perawatan bayi penyu yang disebut tukik . Tanpa ada tetangga atau penduduk lain yang tinggal di daerah hamparan pantai berbukit yang sunyi, kesepian Musa dan istrinya  dihibur oleh suara deburan ombak laut dan kicauan burung-burung yang turut meramaikan tempat yang masih alami itu. Akses menuju lokasi bisa ditempuh melalui Kota Serui dengan menggunakan mobil dalam waktu ± 2 jam dan disambung lagi dengan menggunakan speed boat dalam waktu ± 30 menit. Rute lain menuju ke lokasi ini juga bisa ditempuh melalui Kota Biak dengan menggunakan speed boat dalam waktu ± 1,5 jam. 

Musa bekerja seorang diri selama bertahun-tahun tanpa mengharapkan imbalan dari siapapun dalam kegiatan penyelamatan penyu di Pantai Inggrisau. Daerah ini pernah dilanda tsunami pada tahun 1996, sehingga memaksa penduduk lainnya meninggalkan tempat ini. Namun, kejadian tsunami tersebut tidak membuat surut niat Musa untuk tetap hidup bersama penyu. Meskipun telah berusia 87 tahun, Kakek Musa tidak mengisyaratkan ingin berhenti  dari aktivitas menangkarkan penyu. Sudah lebih dari 35 tahun kakek renta ini mengabdi untuk lingkungan dengan cara membantu penyelamatan penyu.  

Sebenarnya sudah sejak tahun 1970-an Musa telah berurusan dengan upaya pelestarian penyu, tetapi kegiatannya dalam penyelamatan penyu ini baru dikenal masyarakat umum sejak awal tahun 2000-an. Ini karena lokasi kegiatan penyelamatan penyu oleh Musa di Pantai Inggrisau ini merupakan daerah yang terpencil serta terisolir dan tidak mudah untuk menjangkau tempat ini, kecuali dengan perahu atau speedboat.

Pantai Inggrisau adalah saksi bisu ketika Musa dalam hari-harinya menghabiskan masa hidupnya untuk kegiatan penyelamatan penyu. Musa tidak mengenal waktu dalam melakukan kegiatan penyelamatan penyu. Setiap malam hingga menjelang subuh Musa berjalan kaki 3-5 km mencari jejak-jejak penyu  yang bertelur di sepanjang pantai Inggirisau untuk mengumpulkan telur-telur penyu tersebut dan kemudian membawa telur-telur penyu ini lokasi penangkaran. Adapun pada siang hari Musa banyak disibukkan dengan kegiatan pembuatan lubang-lubang sarang telur penyu dan selanjutnya memindahkan telur-telur penyu yang menetas ke tempat pemeliharaan sementara. Selain itu Musa juga harus memberi makan dan merawat anakan-anakan penyu dan melepaskannya ke laut bila sudah siap.

                                                          Musa saat menjelaskan telur yang dipeliharanya
Kegiatan penyelamatan penyu oleh Musa adalah atas prakarsa sendiri, terutama karena dilandasi oleh suatu cerita legenda setempat yang dituturkan oleh ayah Musa sewaktu ia masih kecil. Niat Musa menyelamatkan penyu ini karena ia khawatir akan keselamatan telur-telur penyu yang memiliki banyak pemangsa atau musuh (hewan dan maunusia) dan ia menganggap bahwa penyu adalah sebagai bagian dari anggota keluarganya yang harus dilindungi.

Musa meyakini, penyu-penyu yang datang ke Pantai Inggrisau, adalah satwa sakral yang dulu menyelamatkan nenek moyang Suku Wabo, suku Musa. Saat masih berumur tujuh tahun, Aminadab Rumpedai (ayah Musa) membawa Musa pertama kali ke Inggrisau melihat batu hitam di pertengahan garis pantai. Batu hitam yang besarnya nyaris sebesar penyu belimbing raksasa dengan panjang dua meteran itu dianggap sebagai penjelmaan dari seorang nenek yang dibawa oleh penyu belimbing ke laut.

Konon ceritanya, pada jaman dahulu ada seorang nenek-nenek dengan cucunya menemukan seekor penyu belimbing yang sedang bertelur, lalu mereka mendekati penyu yang sedang bertelur tersebut. Ketika telur terakhir telah dikeluarkan oleh penyu belimbing, nenek ini kemudian memeriksa tempat keluarnya telur dari tubuh penyu untuk melihat apakah masih ada telur lagi yang akan dikeluarkan oleh penyu itu. Namun ternyata tangan si nenek tersangkut di tubuh penyu dan terseret oleh penyu belimbing ke laut. Saat akan tenggelam, nenek mengangkat tangannya dan menunjukkan lima jari sebanyak dua kali, sang cucu yang melihat kemudian menganggap bahwa 10 hari lagi  neneknya akan kembali ke pantai. Setelah 10 hari mereka melihat penyu belimbing yang cukup besar kembali ke pantai bersama nenek mereka, tapi nenek itu berubah menjadi batu. Batu tersebut masih ada hingga kini, dan diberi nama Imbeuri. Imbeuri menjadi tempat keramat di Pantai Inggrisau yang tidak boleh di injak. Penduduk suku Wabo, suku yang mendiami Pantai Inggrisau berkeyakinan bahwa batu tersebut adalah jelmaan nenek moyang mereka.

                                                                                     tukik (anak penyu) yang berhasil ditetaskan
Menurut cerita dari Kakek Musa apabila batu tersebut tertutup pasir laut, maka tidak akan ada penyu yang mau datang ke pantai Inggrisau untuk bertelur, sehingga Musa pun akan datang dan bicara pada Imbeuri,  "Nenek, jangan tutup, bagus kalau bangkit", maka ombak akan datang menyapu pasir dan batu akan terlihat kembali. Saat melepaskan tukik ke laut musa akan mengucapkan Ura, urasosorare, unaura uda kasoo romarei wencu yang artinya pergi, pergi ke laut, tinggal di laut lepas sampai kawin dulu, baru ke darat. Musa Percaya pada saatnya nanti penyu-penyu ini akan kembali ke pantai Inggisau untuk bertelur

Meskipun hanya berpendidikan Sekolah Rakyat di zaman kolonial Belanda (atau setingkat Sekolah Dasar), Musa telah beberapa kali diundang di forum-forum penting sebagai narasumber untuk berbicara di hadapan khalayak terkait kegiatan penyelamatan penyu yang dia lakukan. Pengorbanan Musa dalam kegiatan penyelamatan penyu  dipandang mampu menginspirasi bagi banyak pihak, dan karena itu ia diundang dalam berbagai acara penting nasional,  antara lain Musa tampil di acara KICK ANDY di Metro TV pada November 2012 dan juga diundang khusus dalam acara Konferensi Nasional Pengelolaan Pesisir dan Laut di Mataram pada Oktober 2012.

Penghargaan yang telah diterima Musa antara lain :
-          Sertifikat Penghargaan dari WWF
-    Trofi Penghargaan dari Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2012
-          Trofi Penghargaan KICK ANDY Hero Tahun 2013
-          Trofi Penghargaan Kalpataru 2013 dari Presiden Republik Indonesia

Aktivitas yang dilakukan oleh Musa dalam upaya penyelamatan penyu telah memberikan inspirasi bagi banyak orang akan makna nilai-nilai pengorbanan dan arti penting lingkungan hidup di muka bumi. Musa tidak segan-segan untuk berbagi pengatahuan dan pengalaman bagi pihak manapun terkait kegiatan penyelamatan penyu. Dedikasi Musa dalam upaya penyelamatan penyu seorang diri di tempat yang relatif terisolasi telah menggugah banyak pihak untuk datang mengunjungi tempat kegiatan pelestarian penyu di Pantai Inggrisau. Penampilan Musa di berbagai kesempatan, baik tingkat lokal maupun nasional, telah membawa nama baik daerahnya, dan Musa pun dikenal sebagai tokoh pelestari penyu. Bahkan, Dusun Inggrisau yang lokasinya sangat terpencil dan terisolasi pun menjadi terkenal dan adakalanya dikunjungi oleh banyak orang, termasuk Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA.

Hasilnya Musa Rumpedai berhasil mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, berupa Penghargaan Kalpataru bulan Juni 2013 yang lalu. Semoga apa yang sudah dilakukan oleh Musa Rumpedai menjadi inspirator bagi para masyarakat lainnya untuk lebih peduli dengan Lingkungan.

Best Regard, Admin

Monday, June 24, 2013

Teknologi Ramah Lingkungan

Teknologi Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari segala aspek lingkungan. Teknologi Lingkungan umumnya mempelajari lingkungan seperti kimia, penghijauan, polusi, alam dan lain lain.
Teknologi ini diterapkan sejak revolusi industri hingga sekarang berkembang dengan pesat seiring dengan perubahan zaman. istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan kelas elektronik yang dapat mempromosikan pengelolaan sumber daya.

Contoh pemanfaatan teknologi Lingkungan adalah, pembuatan Limbah Plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), apalagi di masa sekarang, harga BBM yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah Indonesia, tentunya pemanfaatan teknologi lingkungan ini dapat menjadi sebuah alternatif dalam pengelolaan limbah sampah plastik.

Pada Dasarnya penggunaan teknologi ramah lingkungan telah lama ada dan dikenal namun penggunaannya belum bisa dimaksimalkan pada berbagai bidang. selain itu, hingga saat ini masyarakat cenderung lebih memilih menggunakan teknologi yang pemakaiannya lebih mudah dan cepat walaupun teknologi yang dipilih itu tidak ramah lingkungan.

Penggunaan teknologi ramah lingkungan sebagai upaya pemeliharaan bumi adalah mudah dilakukan. Kita dapat memulainya dari hal-hal yang kecil, semisalnya pada bidang pertanian. Pada bidang pertanian kita dapat menggunakan pupuk kompos dan kandang untuk mengurangi pemakaian pestisida maupun pupuk kimia yang berlebihan. 

Teknologi ramah lingkungan muncul karena pada saat ini kesadaran dan kepedulian manusia terhadap keberadaan lingkungan dama bumi sudah mulai meningkat. Dahulu, dalam penggunaan teknologi manusia seringkali lebih mengutamakan nilai ekonomi. Teknologi yang memiliki nharga murah selalu menjadi pilihan, walaupun teknologi itu jauh dari kata ramah lingkungan.

Diperlukan adanya sosialisasi untuk mengajak masyarakat sekarang, masyarakat yang sudah terbiasa hidup praktis dengan gaya hidup yang dipenuhi hal-hal yang canggih. Dengan segenap upaya, masyarakat harus disadarkan bahwa sudah saatnya kita lebih peduli terhadap lingkungan. Penggunaan teknologi ramah lingkungan di Indonesia masih dalam proses perkembangan. masyarakat sudah mulai mengenal teknologi ramah lingkungan namun penggunaannya masih belum efektif dan efisien. Hal demikian dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalahan kurangnya keberadaan teknologi ramah lingkungan yang disebabkan masih sedikitnya perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang teknologi ramah lingkungan. Selain itu juga faktor ekonomi padamasyarakat Indonesia, Masyarakat cenderung lebih memilih produk yang murah dan mudah dijangkau.

Macam-Macam Teknologi Ramah Lingkungan


  1. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai energi pembangkit listrik. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak, kotoran manusia, limbah domestik maupun limbah organik.
  2. Biofuel adalah setiap bahan bakar baik berupa bentuk padat, cairan atau pun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah idustri, komersial, domestik atau pertanian.

Penggunaan Teknologi ramah lingkugan dapat kita mulai dari hal-hal kecil, misalnya

  1. Menggunakan Listrik dan Air Seperlunya
  2. Menggunakan AC dan Mesin Pengawet makanan yang tidak menggunakan CFC.
  3. Mengganti penggunaan barang-barang rumah tangga menjadi lebih sederhana, seperti mengganti vacum cleaner dengan sapu Lidi, mengganti blender dengan ulekan, dsb.
  4. Menggunakan pestisida organik dan kerbau pembajak sawah untuk menggantikan traktor.
  5. Mengoptimalkan program dari pemerintah yaitu car free day, dalam hal ini membiasakan berjalan kaki ataupun bersepeda sebagai ganti dari penggunaan kendaraan bermotor, dan mengurangi konsumsi BBM.
  6. Mengurangi penggunaan kertas dan Tisue.


Dengan demikian seiring dengan kondisi bumi kita yang semakin tua, sudah seharusnya kita sebagai manusia ikut menjaga dan kembali nmenghijauakan bumi dan menggunakan kemampuan berpikirnya untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Salah satu upayanya adalah dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan. 

Thursday, June 20, 2013

Sampah dan Pengelolaannya


Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.

Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya. Yaitu dengan cara mengolah sampah agar bermanfaat seperti kompos.
  
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.




 Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
- Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air  yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
- Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.


Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
- Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
- Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
- Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
- Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Pengolahan Sampah
Metode-Metode yang biasanya sering digunakan dalam pengelolaan sampah yaitu sebagai berikut :

1. Pembuangan terbuka (Open Dumping)
Diantara beberapa cara pengelolaan sampah yang akan dijabarkan, pembuangan terbuka merupakan pengelolaan sampah yang paling sederhana, yaitu dengan cara mengumpulkan sampah yang ada pada suatu tempat yang telah disiapkan. Kelebihan serta kekurangan dari cara pengelolaan sampah dengan cara pembuangan terbuka adalah sebagai berikut :
Kelebihan
Investasi awal serta biaya operasional yang relatif rendah;
Tidak membutuhkan peranan teknologi yang tinggi;
Dapat menampung berapapun sampah yang ada tergantung dari luasan lahan;
Tidak perlu mengumpulkan secara terpisah;
Tempat pembuangan sampahnya masih dapat digunakan untuk kepentingan lainnya misalnya lapangan, tempat parkir dan sebagainya.
Kekurangan
Menimbulkan pencemaran lingkungan yang cukup besar;
Pilihan lokasi pembuangannya harus jauh dari kawasan permukiman serta kegiatan-kegiatan perkotaan lainnya yang berakibat tingginya biaya transportasi yang perlu dikeluarkan;
Kebutuhan akan lahan yang cukup besar;
Lokasi pembuangan sampah yang digunakan dimanfaatkan lebih lama disebabkan sampah yang ada tidak dipadatkan terlebih dahulu.

2. Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill)
Berbeda dengan pembuangan terbuka, cara pengelolaan sampah penimbunan saniter lebih sedikit mengakibatkan tercemarnya lingkungan dikarenakan sampah yang ada dipadatkan terlebih dahulu sebelum ditimbun dengan tanah. Kelebihan dan kekurangan pengelolaan sampah dengan cara penimbunan saniter adalah sebagai berikut :
Kelebihan
Tidak membutuhkan peranan teknologi yang tinggi;
 Investasi awal serta biaya operasional yang relatif rendah;
Kekurangan
Pilihan lokasi pembuangannya harus jauh dari kawasan permukiman serta kegiatan-kegiatan perkotaan lainnya yang berakibat tingginya biaya transportasi yang perlu dikeluarkan;
Seperti pembuangan terbuka, pengelolaan dengan cara ini juga memerlukan lahan yang luas;
Pencemaran terhadap air tanah jauh lebih besar dibandingkan dengan pembuangan terbuka, oleh karena itu pemilihan lokasi sedapat mungkin yang jauh dari kemungkinan mencemari air tanah;

3. Pembuatan Kompos (Composting)
Pembuatan kompos dapat dikatakan juga dengan "daur ulang", akan tetapi penggunaannya sudah berubah dari kebutuhan sebelumnya menjadi pupuk untuk tanaman. Kelebihan dan kekurangan pengelolaan sampah dengan cara pembuatan kompos adalah sebagai berikut :
Kelebihan
Penggunaan lahan yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan 2 metode diatas;
Setelah selesai dikelola, hasilnya dapat digunakan untuk memupuki tanaman;
Cara yang relatif murah untuk jumlah sampah yang besar akan tetapi dengan fluktuasi sampah yang kecil
Kekurangan
Memerlukan biaya investasi awal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 2 metode sebelumnya;
Memerlukan biaya operasional yang relatif tinggi, dan juga dapat menjadi lebih tinggi lagi apabila sampah yang diolah kapasitasnya lebih kecil dari kapasitas instalasi pembuatan kompos;
Bahan yang tidak dapat diolah menjadi pupuk kompos, terpaksa harus menjadi sampah lagi;
Dari poin ke-3 dapat disimpulkan bahwa tidak semua jenis sampah dapat dikelola;
Untuk kebutuhan jangka panjang, cara ini sangat tidak efektif karena pada masa yang akan datang, jumlah sampah yang tidak dapat diolah menjadi pupuk kompos menjadi lebih besar;

4. Pemanfaatan Ulang atau Daur Ulang (Recycling)
Cara ini digunakan agar membuat sampah yang ada menjadi memiliki nilai ekonomis setelah dikelola. Sampah yang biasanya dikelola dengan cara daur ulang adalah sampah-sampah anorganik. Kelebihan dan kekurangan pengelolaan sampah dengan cara daur ulang adalah sebagai berikut :
Kelebihan
Tidak membutuhkan lahan yang besar;
Bahan yang telah didaur ulang dapat digunakan lagi;
Metode ini memberikan kesempatan kerja bagi para pemulung.
 Kekurangan
Memerlukan biaya investasi yang besar serta biaya operasional yang juga lumayan tinggi;
Pasokan sampah harus memiliki jumlah yang besar dan selalu konstan;
Tidak semua jenis sampah dapat di daur ulang;
Sampah yang tidak dapat di daur ulang terpaksa tetap menjadi sampah dan harus dikelola dengan cara yang lainnya atau dibuang;
Tidak cocok untuk kebutuhan jangka panjang, karena jumlah sampah yang tidak dapat di daur ulang akan bertambah banyak.
Dari beberapa cara pengelolaan sampah tersebut, perlu dipikirkan secara matang kelebihan dan kekurangannya sebelum diaplikasikan ke dalam setiap kegiatan pengelolaan sampah, karena setiap cara pengelolaan sampah tergantung dari beberapa faktor yang dipertimbangkan, entah itu dari sisi biaya, ketersediaan lahan dan sebagainya. 

Dalam pengelolaan sampah, terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi. Faktor - Faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan sampah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Distribusi serta kepadatan penduduk;
  2. Rencana penggunaan lahan (land use);
  3. Kebiasaan masyarakat setempat;
  4. Karakteristik lingkungan fisik, sosial serta ekonomi;
  5. Karakteristik dari sampah tersebut;
  6. Kebijakan atau peraturan dari wilayah setempat;
  7. Ketersediaan sarana seperti sarana pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan maupun sarana pembuangan;
  8. Lokasi tempat pembuangan akhir;
  9. Ketersediaan dana;
  10. Rencana tata ruang wilayah setempat serta pengembangan kota;
  11. Klimatologi.

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).



Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu: • Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara. • Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.• Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara. • Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.



Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.
- Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
- Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat  tinggal.
- Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir  (TPA).
- Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.

Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.

Jadi buat lingkungan anda lebih bermanfaat dengan segala potensi yang ada meskipun hanya sampah yang dapat dikatakan sebagai barang tak berguna

Regard... Admin